Update 11/2/2016
Setelah kehancuran desa Lembah 37 karna diserang 3 pendekar yang tidak dikenal, desa ini menjadi sangat mencekam, masarakat yang hidup di Lembah 37 tidak ada lagi yang berani menceitakan tentang pendekar singa hitam. Kalimat pendekar singa hitam menjadi sebuah momok yang menakutkan untuk dikatakan.
Tirta agasa anak pemilik kedai kopi mendapat tamu seorang laki laki tinggi berjubah putih dan bertopeng hitam, tirta bergegas menghampiri laki laki tersebut, dan menawarkan apa yang ingin dipesan, sang laki laki memesan secangkir kopi dengan ketela goreng dua potong. Tirta bergegas menyiapkannya, Tirta merasa ketakutan sebab laki laki tersebut dihampiri 4 pendekar bandit yang terkenal senang melukai orang lain.
Dan Baron sang pemimpin bandit menanyakan kepada lelaki berjubah putih tersebut, hey kisana, siapa dirimu sebenarnya, kau memakai topeng aneh yang belum pernah kami lihat, ada perlu apa kau datang ke desa ini, tau kah kau desa ini sudah tidak lagi aman untuk orang asing, beberapa waktu lalu desa ini diserang oleh tiga pendekar misterius yang memporak porandakan desa ini, hingga sang tetua desa meninggal. Apa urusanmu datang kedesa ini kisana? lelaki berjubah putih menjawab, aku hanya ingin meminum kopi hangat di kedai ini, konon kedai ini memiliki kopi yang nikmat, sehingga aku datang untuk mencobanya. Baron hanya tertawa bersama ketiga kawannya, kau ini bodoh sekali, kedai ini milik kami, tidak ada kopi nikmat seperti yang kau ceritakan disini teriak Baron. Sementara Tirta datang membawa secangkir kopi dan dua potong tela goreng pesanan lelaki berjubah putih itu. Ini kopi dan tela pesanan tuan,silahkan nikmati. Dan lelaki berjubah putih berterimakasih kepada Tirta. Baron tidak terima diabaikan saja oleh si topeng hitam, kurang ajar kau kisana.... baron menggebrak meja dan menumpahkan sedikit kopi dicangkir, dan si topeng hitam berdiri sambil memegang leher baron, kau telah menumpahkan kopi milikq, tidak tau kah kau tau kopi ini sangat nikmat, sayangnya kau menumpahkannya meski hanya meski sedikit, apa kau pikir aku tidak akan melawanmu? aku datang ke desa ini untuk ziarah ke makam tetua desa lembah 37, aku sudah mendengar cerita dari orang diluar sana bahwa tetua desa lembah 37 telah meninggal. Dan menurut kabar yang aku terima desa ini diserang sebab berhembus kabar informasi pendekar singa hitam di desa ini. serentak pengunjung kedai berhamburan keluar, dan ketiga teman baron lari meninggalkan baron yang masih dicekik oleh si topeng hitam. Tirta bersembunyi di belakang meja tempat dia meracik kopi. Sring.....terdengar keras benturan sebuah pedang.
Tunggu update selanjutnya sebentar lagi :-)
Setelah kehancuran desa Lembah 37 karna diserang 3 pendekar yang tidak dikenal, desa ini menjadi sangat mencekam, masarakat yang hidup di Lembah 37 tidak ada lagi yang berani menceitakan tentang pendekar singa hitam. Kalimat pendekar singa hitam menjadi sebuah momok yang menakutkan untuk dikatakan.
Tirta agasa anak pemilik kedai kopi mendapat tamu seorang laki laki tinggi berjubah putih dan bertopeng hitam, tirta bergegas menghampiri laki laki tersebut, dan menawarkan apa yang ingin dipesan, sang laki laki memesan secangkir kopi dengan ketela goreng dua potong. Tirta bergegas menyiapkannya, Tirta merasa ketakutan sebab laki laki tersebut dihampiri 4 pendekar bandit yang terkenal senang melukai orang lain.
Dan Baron sang pemimpin bandit menanyakan kepada lelaki berjubah putih tersebut, hey kisana, siapa dirimu sebenarnya, kau memakai topeng aneh yang belum pernah kami lihat, ada perlu apa kau datang ke desa ini, tau kah kau desa ini sudah tidak lagi aman untuk orang asing, beberapa waktu lalu desa ini diserang oleh tiga pendekar misterius yang memporak porandakan desa ini, hingga sang tetua desa meninggal. Apa urusanmu datang kedesa ini kisana? lelaki berjubah putih menjawab, aku hanya ingin meminum kopi hangat di kedai ini, konon kedai ini memiliki kopi yang nikmat, sehingga aku datang untuk mencobanya. Baron hanya tertawa bersama ketiga kawannya, kau ini bodoh sekali, kedai ini milik kami, tidak ada kopi nikmat seperti yang kau ceritakan disini teriak Baron. Sementara Tirta datang membawa secangkir kopi dan dua potong tela goreng pesanan lelaki berjubah putih itu. Ini kopi dan tela pesanan tuan,silahkan nikmati. Dan lelaki berjubah putih berterimakasih kepada Tirta. Baron tidak terima diabaikan saja oleh si topeng hitam, kurang ajar kau kisana.... baron menggebrak meja dan menumpahkan sedikit kopi dicangkir, dan si topeng hitam berdiri sambil memegang leher baron, kau telah menumpahkan kopi milikq, tidak tau kah kau tau kopi ini sangat nikmat, sayangnya kau menumpahkannya meski hanya meski sedikit, apa kau pikir aku tidak akan melawanmu? aku datang ke desa ini untuk ziarah ke makam tetua desa lembah 37, aku sudah mendengar cerita dari orang diluar sana bahwa tetua desa lembah 37 telah meninggal. Dan menurut kabar yang aku terima desa ini diserang sebab berhembus kabar informasi pendekar singa hitam di desa ini. serentak pengunjung kedai berhamburan keluar, dan ketiga teman baron lari meninggalkan baron yang masih dicekik oleh si topeng hitam. Tirta bersembunyi di belakang meja tempat dia meracik kopi. Sring.....terdengar keras benturan sebuah pedang.
Tunggu update selanjutnya sebentar lagi :-)
No comments:
Post a Comment